Selasa, 17 April 2012

Kualitas Pendidikan di Indonesia

Kualitas Pendidikan di Indonesia

Seperti yang telah kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia semakin memburuk. Hal ini terbukti dari kualitas guru, sarana belajar, dan murid-muridnya. Guru-guru tentuya punya harapan terpendam yang tidak dapat mereka sampaikan kepada siswanya. Memang, guru-guru saat ini kurang kompeten. Banyak orang yang menjadi guru karena tidak diterima di jurusan lain atau kekurangan dana. Kecuali guru-guru lama yang sudah lama mendedikasikan dirinya menjadi guru. Selain berpengalaman mengajar murid, mereka memiliki pengalaman yang dalam mengenai pelajaran yang mereka ajarkan. Belum lagi masalah gaji guru. Jika fenomena ini dibiarkan berlanjut, tidak lama lagi pendidikan di Indonesia akan hancur mengingat banyak guru-guru berpengalaman yang pensiun.
Sarana pembelajaran juga turut menjadi faktor semakin terpuruknya pendidikan di Indonesia, terutama bagi penduduk di daerah terbelakang. Namun, bagi penduduk di daerah terbelakang tersebut, yang terpenting adalah ilmu terapan yang benar-benar dipakai buat hidup dan kerja. Ada banyak masalah yang menyebabkan mereka tidak belajar secara normal seperti kebanyakan siswa pada umumnya, antara lain guru dan sekolah.  
“Pendidikan ini menjadi tanggung jawab pemerintah sepenuhnya,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono usai rapat kabinet terbatas di Gedung Depdiknas, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (12/3/2007). 
Presiden memaparkan beberapa langkah yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, antara lain yaitu :
1) Langkah pertama yang akan dilakukan pemerintah, yakni meningkatkan akses terhadap masyarakat untuk bisa menikmati pendidikan di Indonesia. Tolak ukurnya dari angka partisipasi.
2) Langkah kedua, menghilangkan ketidakmerataan dalam akses pendidikan, seperti ketidakmerataan di desa dan kota, serta jender.
3) Langkah ketiga, meningkatkan mutu pendidikan dengan meningkatkan kualifikasi guru dan dosen, serta meningkatkan nilai rata-rata kelulusan dalam ujian nasional.
4) Langkah keempat, pemerintah akan menambah jumlah jenis pendidikan di bidang kompetensi atau profesi sekolah kejuruan. Untuk menyiapkan tenaga siap pakai yang dibutuhkan.
5) Langkah kelima, pemerintah berencana membangun infrastruktur seperti menambah jumlah komputer dan perpustakaan di sekolah-sekolah.
6) Langkah keenam, pemerintah juga meningkatkan anggaran pendidikan. Untuk tahun ini dianggarkan Rp 44 triliun.
7) Langkah ketujuh, adalah penggunaan teknologi informasi dalam aplikasi pendidikan.
8) Langkah terakhir, pembiayaan bagi masyarakat miskin untuk bisa menikmati fasilitas penddikan.

2 komentar:

Bang Elia mengatakan...

Hore....selamat deh, Burini sudah menjadi salah satu Guru Pak (Sesuai bidangnya di gereja dan di sekolah), sudah menjadi guru PAK yang berkualitas. Semoga Blogger ini bisa memfasilitasi jemaat, siswa, masyarakat, atau siapa saja yang diajar. Maju teyus. Makanya saya tidak salah bilang: "Ini adalah lansia yang paling Pintar yang pernah saya ajar" di kelas kita dulu.

Bang Elia mengatakan...

Ini nilai 2 mata Kuliah untuk Rini Budi Astuti Mahasiswa STT Nazarene, Yogyakarta:
1.Evaluasi Pembelajaran, yaitu: nilai A+ atau dengan angka 100.

2. PAK dalam masyarakat Majemuk, yaitu: nilai A+ atau dengan angka 100.

Yogyakarta, 25 April 2012

NB: Nilai mahsiswa lain, saya tulis di Bloggernya masing-masing.
Dosen Pengampu

Elia Tambunan, S.Th., M.Pd

Posting Komentar

 
Template by : Boedy Template | copyright@2011 | Design by : Boedy Acoy